Monday, August 24, 2009

Stuck in the middle

1 goodnight kisses
Menurut gue jalan raya paling lebar di Jogja adalah jalan raya magelang bagian atas. Lebarnya nggak kira-kira banget. Dua kalinya Jalan Palagan Tentara Pelajar ~ jalan rumah gue. Yah, artinya harus mikir 10 kali kalo mau nyebrang di jalan itu. Bahkan jika kita pake kendaraan bermotor.

Yang lewat di jalan itu nggak cuma bis-bis biasa aka kopata atau mikrolet. Tapi bis yang bener-bener gede (pariwisata gitu deh) dan tentunya juga truk-truk yang juga gede. Mostly ngangkut barang-barang yang gede juga kayak mobil, ban, motor, spare part, banyak deh. kalo mau liat, datanglah ke jalan magelang dan berdirilah di tengah-tengah jalan itu. Anda akan merasa seperti mau mati.

Gue pernah iseng ( dan emang lagi bego gila ). Di jalan itu ada gereja yang sering gue kunjungi setiap Minggu. Biasanya serombongan gitu sama emak, babe, dan dua tuyul cebol piaraan gue (my sisters I mean). Cuma bokap yang biasanya males muter cuma nurunin di seberang jalan dan kita harus nyebrang. Bokap gue nyentrik poooll. Jadi dia ke gereja kalo ada moodnya doang. Semua berjalan dengan lancar sampai tiba saatnya gue menyeberang. Gue, yang waktu itu lagi bisa nyebrang, ceritanya mau pamer keahlian baru gue. Sisi jalan di depan gue ( sisi jalan pertama ~ mobilnya dari arah kanan ) udah sepi. Gue maju dan berjalan santai lalu berhenti di tengah. YES, BERHASIL-BERHASIL-BERHASIL HORRAAAY ! Gue loncat-loncat dan bergaya ala Dora The Explorer ( ya engga lah ! ).


Next step..
Jalan di belakang gue (yang barusan gue lewatin) udah mulai rame. Yang di depan gue juga masih rame. Gue nggak tau harus gimana. Mau mundur takut kejedor dari belakang. Mau maju takut mati. Jadilah gue diam disitu sementara emak-emak dan tuyul-tuyul di belakang sana ngikik liat kuntilanak bingung di tengah jalan. Lamaaa... akhirnya jalan depan sepi juga. Pas gue mau maju, tiba-tiba ada truk super gede datang dari arah kiri. Maaak ! bawa mobil banyak banget ! takut banget gue . masih mending ketlindes truk. Nah ini, bakal kejatuhan mobil banyak juga ntar ! sangat tidak lucu saudara-saudara. Balik aaah...

Eh ternyata dari arah kanan-belakang juga ada bus pariwisata yang gede banget melaju dengan kencang.  WAAAAAAA !! Gue teriak sekenceng-kencengnya sambil berdoa semoga gue selamet . Gue bener-bener kejepit di antara 2 kendaraan sialan yang gede-gede banget itu ! anjrit ! jantung gue langsung berhenti berdetak . Mulut tak bersuara . Jiwa melayang . Dan oh Tuhan , gue selamat dengan badan gemetaran dan keringat segede biji jagung hibrida . Maaak .. seram sekali :(

Sampai sekarang gue nggak berani sok bisa nyebrang lagi .
Mending disebrangin daripada kejepit untuk kedua kalinya !
Euuww..

Ps: ini hal tergila yang pernah gue lakukan. hahahaha


Friday, August 7, 2009

Kepada Kamu Dengan Penuh Kebencian*

1 goodnight kisses
Kepada kamu,
Dengan penuh kebencian.

Aku benci jatuh cinta. Aku benci merasa senang bertemu lagi dengan kamu, tersenyum malu-malu, dan menebak-nebak, selalu menebak-nebak. Aku benci deg-degan menunggu kamu online. Dan di saat kamu muncul, aku akan tiduran tengkurap, bantal di bawah dagu, lalu berpikir, tersenyum, dan berusaha mencari kalimat-kalimat lucu agar kamu, di seberang sana, bisa tertawa. Karena, kata orang, cara mudah membuat orang suka denganmu adalah dengan membuatnya tertawa. Mudah-mudahan itu benar.

Aku benci terkejut melihat SMS kamu nongol di inbox-ku dan aku benci kenapa aku harus memakan waktu begitu lama untuk membalasnya, menghapusnya, memikirkan kata demi kata. Aku benci ketika jatuh cinta, semua detail yang aku ucapkan, katakan, kirimkan, tuliskan ke kamu menjadi penting, seolah-olah harus tanpa cacat, atau aku bisa jadi kehilangan kamu. Aku benci harus berada dalam posisi seperti itu. Tapi, aku tidak bisa menawar, ya?

Aku benci harus menerjemahkan isyarat-isyarat kamu itu. Apakah pertanyaan kamu itu sekadar pancingan atau retorika atau pertanyaan biasa yang aku salah artikan dengan penuh percaya diri? Apakah kepalamu yang kamu senderkan di bahuku kemarin hanya gesture biasa, atau ada maksud lain, atau aku yang-sekali lagi-salah mengartikan dengan penuh percaya diri?

Aku benci harus memikirkan kamu sebelum tidur dan merasakan sesuatu yang bergerak dari dalam dada, menjalar ke sekujur tubuh, dan aku merasa pasrah, gelisah. Aku benci untuk berpikir aku bisa begini terus semalaman, tanpa harus tidur. Cukup begini saja.

Aku benci ketika kamu menempelkan kepalamu ke sisi kepalaku, saat kamu mencoba untuk melihat sesuatu di handycam yang sedang aku pegang. Oh, aku benci kenapa ketika kepala kita bersentuhan, aku tidak bernapas, aku merasa canggung, aku ingin berlari jauh. Aku benci aku harus sadar atas semua kecanggungan itu…, tapi tidak bisa melakukan apa-apa.

Aku benci ketika logika aku bersuara dan mengingatkan, “Hey! Ini hanya ketertarikan fisik semata, pada akhirnya kamu akan tahu, kalian berdua tidak punya anything in common,” harus dimentahkan oleh hati yang berkata, “Jangan hiraukan logikamu.”

Aku benci harus mencari-cari kesalahan kecil yang ada di dalam diri kamu. Kesalahan yang secara desperate aku cari dengan paksa karena aku benci untuk tahu bahwa kamu bisa saja sempurna, kamu bisa saja tanpa cela, dan aku, bisa saja benar-benar jatuh hati kepadamu.

Aku benci jatuh cinta, terutama kepada kamu. Demi Tuhan, aku benci jatuh cinta kepada kamu. Karena, di dalam perasaan menggebu-gebu ini; di balik semua rasa kangen, takut, canggung, yang bergumul di dalam dan meletup pelan-pelan…

aku takut sendirian.



*Tulisan ini terdapat dalam buku Kepada Cinta (Gagasmedia, 2009), buku kumpulan surat cinta dari berbagai macam penulis. Selain memuat 25 cinta para pemenang Sayembara Menulis Surat Cinta GagasMedia 2008, ada juga surat cinta dari Adhitya Mulya, Christian Simamora, Andi Eriawan, Ita Sembiring dan penulis lainnya.